Apa Itu Rasio P/E dan Cara Menganalisis Saham Seperti Profesional

Apa Itu Rasio P/E dan Cara Menganalisis Saham Seperti Profesional

Lanjutan
May 07, 2025
Pahami apa itu rasio P/E dan bagaimana menggunakannya untuk menganalisis saham seperti seorang profesional. Pelajari cara memilih saham yang tepat dan membuka potensi keuntungan jangka panjang.

Apa Itu Rasio P/E?

Banyak investor dan analis pasar sering menyebut istilah "P/E" atau "Price-to-Earnings Ratio" (Rasio Harga terhadap Pendapatan). Sederhananya, rasio ini dihitung dengan membagi harga saham dengan laba per saham (EPS). Atau untuk mempermudah pemahaman—ini menunjukkan berapa rupiah yang Anda bayarkan untuk memperoleh 1 rupiah keuntungan per tahun dari saham tersebut.

Tapi dari mana asal EPS?

EPS, atau Earnings Per Share (Laba per Saham), adalah indikator kunci yang menunjukkan berapa banyak laba bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode tertentu (biasanya tahunan atau kuartalan). Ini dihitung dengan rumus berikut:

EPS = Laba bersih ÷ Jumlah saham biasa yang beredar

Contoh:

Misalkan Perusahaan A memperoleh laba bersih sebesar 100 juta USD dalam setahun dan memiliki 20 juta saham biasa.

EPS = 100.000.000 ÷ 20.000.000 = 5 USD per saham

Setelah Anda memiliki EPS, Anda dapat menghitung P/E seperti ini:

Jika saham Perusahaan A diperdagangkan pada harga 50 USD dan EPS-nya adalah 5 USD per saham (berdasarkan tahun sebelumnya),

P/E = 50 ÷ 5 = 10 kali

Ini berarti bahwa jika perusahaan terus menghasilkan laba pada tingkat yang sama, akan memerlukan waktu 10 tahun untuk mengembalikan investasi Anda.

 


 

Apakah P/E Rendah Selalu Menjadi Tawaran Menarik?

Banyak orang menganggap bahwa P/E rendah berarti saham tersebut murah—dan bahwa itu adalah pembelian langsung. Namun, itu tidak selalu benar. P/E rendah tidak secara otomatis berarti saham tersebut undervalued. Terkadang, ini sebenarnya mencerminkan ketidakpastian tentang pendapatan perusahaan atau kekhawatiran tentang masa depannya.

Misalnya, sebuah perusahaan mungkin melaporkan laba yang sangat tinggi dalam satu tahun karena menjual aset. Keuntungan satu kali ini dapat meningkatkan EPS-nya untuk tahun tersebut, membuat rasio P/E tampak rendah secara artifisial. Namun pada tahun berikutnya, jika perusahaan tidak dapat mengulangi laba tersebut, permintaan investor mungkin menurun, harga saham bisa stagnan, dan P/E masih tampak rendah—meskipun fundamental bisnis mungkin tidak solid sama sekali.

 

Bagaimana dengan P/E Tinggi? Apakah Itu Berarti Saham Terlalu Mahal?

Rasio P/E yang tinggi tidak selalu berarti saham tersebut terlalu mahal—itu sebenarnya bisa mencerminkan ekspektasi investor yang kuat.

Ini terutama umum terjadi pada perusahaan teknologi, bisnis inovatif, atau saham pertumbuhan, di mana investor percaya bahwa laba perusahaan di masa depan akan tumbuh pesat. Karena optimisme ini, mereka bersedia membayar harga tinggi hari ini untuk potensi laba yang kuat di masa depan.

Contoh:

Misalnya, Perusahaan B memiliki EPS sebesar 5 USD, tetapi sahamnya dihargai 100 USD. Itu memberinya P/E sebesar 20—berarti akan memerlukan waktu 20 tahun untuk mengembalikan investasi Anda jika laba tetap sama.

Itu mungkin terdengar ekstrem, tetapi perusahaan di industri terobosan sering melihat pertumbuhan eksponensial. Perusahaan teknologi seperti Nvidia atau Amazon telah diperdagangkan pada P/E di atas 50 karena ekspektasi pertumbuhan masa depan yang kuat. Jika Perusahaan B menggandakan labanya tahun depan menjadi 10 USD per saham dan terus tren pertumbuhan itu, P/E akan secara alami menurun seiring waktu—kecuali harga saham naik untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan laba.

 

 


 

Cara Menggunakan Rasio P/E Secara Efektif Saat Menganalisis Saham

  • Bandingkan P/E dengan perusahaan di industri yang sama

Perusahaan dalam sektor yang sama biasanya memiliki rentang P/E yang serupa. Misalnya, bank sering diperdagangkan pada P/E antara 8–12. Jadi jika satu saham bank memiliki P/E hanya 5, layak untuk bertanya: “Mengapa begitu murah?” Mungkin ada alasan di baliknya—positif atau negatif.

  • Bandingkan dengan P/E historis perusahaan

Jika rata-rata P/E saham selama 5 tahun adalah 20, tetapi saat ini berada di 12, itu bisa menjadi peluang—atau mungkin menandakan bahwa perusahaan menghadapi beberapa tantangan. Melihat tren P/E masa lalu membantu menempatkan valuasi saat ini dalam konteks.

  • Gunakan P/E Maju untuk pandangan pertumbuhan

P/E Maju menggunakan harga saham saat ini dibagi dengan perkiraan laba masa depan. Ini membantu investor memahami bagaimana pasar melihat potensi pertumbuhan perusahaan. Ini sangat berguna untuk saham pertumbuhan di mana laba diharapkan meningkat secara signifikan.

 


 

Tip Analisis Lanjutan: Pisahkan P dan E Secara Terpisah

  • Jika harga saham (“P”) naik dengan cepat tetapi laba perusahaan (“E”) belum tumbuh, ini sering berarti pasar bereaksi terhadap “hype” atau sedang mengalami re-rating—sebuah situasi di mana investor mulai menetapkan valuasi yang lebih tinggi berdasarkan ekspektasi masa depan, meskipun dengan informasi yang terbatas.

  • Sebaliknya, jika laba (“E”) tumbuh secara stabil tetapi rasio P/E menurun, ini berarti harga saham belum mengejar kinerja aktual perusahaan. Ini bisa menjadi indikasi bahwa saham tersebut masih undervalued.

Itulah mengapa investor profesional tidak hanya melihat angka P/E saja. Mereka menganalisis hubungan antara Harga (P) dan Laba (E) untuk memahami apa yang benar-benar mendorong valuasi.

 

IUX adalah platform yang dirancang untuk investor di semua tingkat—mulai dari pemula hingga profesional. Dengan antarmuka yang ramah pengguna, alat yang komprehensif, dan eksekusi yang cepat, IUX memastikan Anda tidak pernah melewatkan peluang investasi, baik Anda fokus pada saham nilai maupun saham pertumbuhan.

Buka akun IUX Anda hari ini dan mulailah membangun portofolio investasi Anda dengan lebih percaya diri dan efisien.

 


 

Saham Value vs. Saham Growth: Bagaimana Mereka Menggunakan P/E Secara Berbeda?

  • Saham Value biasanya memiliki rasio P/E yang rendah. Saham-saham ini menarik bagi investor yang lebih suka membeli saham yang dinilai rendah dengan fundamental yang solid. Contohnya termasuk saham energi dan saham perbankan—perusahaan yang stabil dan menghasilkan pendapatan secara konsisten.

  • Saham Growth, di sisi lain, biasanya memiliki rasio P/E yang tinggi karena investor mengharapkan pertumbuhan pendapatan yang kuat di masa depan. Ini sering mencakup perusahaan teknologi, inovator di bidang kesehatan, dan bisnis yang berfokus pada inovasi mutakhir.

 

Lalu, Bagaimana Mengetahui Rasio P/E yang “Tepat”?

Tidak ada aturan baku tentang apa yang membuat suatu rasio P/E menjadi “tepat,” tetapi berikut beberapa panduan umum:

  • P/E di bawah 10: Bisa jadi menarik, tetapi Anda perlu memeriksa apakah pendapatan perusahaan tersebut berkelanjutan.

  • P/E antara 10–20: Ini adalah kisaran umum untuk banyak industri dan sering dianggap sebagai rata-rata yang sehat.

  • P/E di atas 30: Umum pada saham dengan pertumbuhan tinggi, tetapi juga bisa menunjukkan bahwa saham tersebut dinilai terlalu tinggi atau terlalu optimis.

Metode Praktis: Perkirakan Harga Target Menggunakan Rumus Ini

Misalnya Anda memperkirakan Perusahaan B akan memperoleh 2 USD per saham (EPS) tahun depan, berdasarkan kinerja masa lalu.
Anda juga percaya bahwa saham ini pantas mendapat rasio P/E sebesar 15, berdasarkan rata-rata industri atau kualitas perusahaan tersebut.

Menggunakan rumus:

Harga Target = EPS × P/E
Harga Target = 2 × 15 = 30 USD

Jika saham saat ini diperdagangkan pada 20 USD, dan asumsi Anda terbukti benar, harga bisa naik menjadi 30 USD—menawarkan potensi kenaikan sebesar 50%, yang menjadikannya peluang investasi yang menarik.

 


 

Rasio P/E hanyalah salah satu alat untuk mengevaluasi nilai sebuah saham. Untuk berinvestasi dengan percaya diri dan akurat, Anda perlu mempertimbangkan baik harga saham saat ini maupun potensi pendapatan perusahaan di masa depan. Jangan hanya fokus pada apakah angkanya tinggi atau rendah—selalu tanyakan pada diri Anda: Apakah valuasi ini benar-benar masuk akal untuk bisnis yang dimaksud?

 

 

 

 

 

Catatan: Artikel ini hanya bertujuan untuk pendidikan awal dan tidak dimaksudkan sebagai panduan investasi. Investor sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.