Saham Mana yang Layak Diinvestasikan? Apakah P/E Tinggi Selalu Berarti Overvalued?

Saham Mana yang Layak Diinvestasikan? Apakah P/E Tinggi Selalu Berarti Overvalued?

Menengah
May 13, 2025
Apakah rasio P/E (Price to Earnings) yang tinggi selalu berarti saham tersebut terlalu mahal? Pelajari cara menafsirkan rasio P/E dengan bijak dan hindari jebakan umum bagi investor.

Saham Mana yang Layak Diinvestasikan? Apakah P/E Tinggi Selalu Berarti Terlalu Mahal?

Salah satu metrik yang paling sering dikutip dalam analisis saham adalah Rasio P/E, atau Price-to-Earnings Ratio (Harga terhadap Pendapatan). Angka ini sering dianggap sebagai indikator cepat untuk membantu investor memutuskan apakah suatu saham "murah" atau "mahal" dibandingkan dengan pendapatan aktual perusahaan.

Banyak investor secara otomatis menganggap bahwa rasio P/E yang rendah berarti saham sedang murah, sementara P/E yang tinggi berarti saham tersebut terlalu mahal. Namun, kenyataannya tidak sesederhana itu. Saham dengan P/E tinggi bisa saja mencerminkan ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan yang kuat di masa depan, sedangkan saham dengan P/E rendah bisa saja menyembunyikan risiko atau tantangan bisnis yang menyebabkan harga sahamnya terus rendah.

 

Apakah Rasio P/E Tinggi Selalu Berarti Saham Terlalu Mahal?

Rasio P/E (Price-to-Earnings Ratio) adalah metrik keuangan yang membagi harga saham perusahaan dengan laba per saham (EPS) perusahaan tersebut. Ini membantu investor mengukur bagaimana pasar menilai sebuah saham dibandingkan dengan pendapatan aktual perusahaan. Secara sederhana, rasio P/E menunjukkan berapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap satu unit pendapatan yang dihasilkan perusahaan.

Cara Menghitung Rasio P/E

Sebelum melihat rasio P/E suatu saham, penting untuk terlebih dahulu memahami cara menghitung EPS (Earnings Per Share)—yang merepresentasikan laba bersih perusahaan per lembar saham.

EPS menunjukkan berapa besar laba bersih yang dihasilkan perusahaan untuk setiap saham yang beredar dalam periode tertentu, biasanya tahunan, meskipun angka triwulanan juga terkadang digunakan. Rumusnya sederhana: ambil laba bersih perusahaan selama setahun dan bagi dengan jumlah total saham biasa yang beredar.

Contoh:

Misalnya Perusahaan A melaporkan laba bersih sebesar 100 juta THB dan memiliki 20 juta saham yang beredar. Maka EPS-nya adalah:

100 juta THB ÷ 20 juta saham = 5 THB per saham

Setelah kita memperoleh EPS, kita dapat menghitung rasio P/E dengan mudah.

Misalnya harga saham Perusahaan A saat ini adalah 50 THB dan EPS-nya adalah 5 THB per saham. Maka rasio P/E-nya:

50 ÷ 5 = 10 kali

Artinya, secara teori, jika perusahaan terus menghasilkan laba pada tingkat yang sama, investor akan memerlukan sekitar 10 tahun untuk mendapatkan kembali investasinya melalui laba perusahaan.

 

Mana yang Lebih Baik: Rasio P/E Tinggi atau Rendah?

Jawabannya—tergantung pada konteks dan sifat bisnisnya.

  • Rasio P/E Tinggi:

    • Rasio P/E yang tinggi sering kali menunjukkan bahwa pasar mengharapkan perusahaan tersebut akan mengalami pertumbuhan yang kuat di masa depan. Investor bersedia membayar lebih untuk ekspektasi ini. Hal ini umum terjadi di sektor seperti teknologi atau saham pertumbuhan lainnya, di mana rasio P/E bisa mencapai 30 hingga 100 kali atau lebih.

    • Namun, jika rasio P/E terlalu tinggi tanpa adanya pertumbuhan laba yang mendukungnya, itu bisa menjadi sinyal bahwa saham terlalu mahal dan membawa risiko signifikan jika ekspektasi pasar tidak tercapai.

  • Rasio P/E Rendah:

    • Rasio P/E yang rendah mungkin menunjukkan bahwa saham tersebut undervalued, kurang diperhatikan, atau sedang menghadapi tantangan, sehingga investor memberikan penilaian yang lebih rendah. Ini sering terlihat di industri siklikal atau perusahaan dengan laba yang fluktuatif.

    • Namun demikian, saham dengan P/E rendah juga bisa menjadi peluang bagi investor nilai, terutama jika fundamental perusahaan tetap kuat tetapi pasar menilai saham tersebut terlalu pesimis.

Bagi investor yang tertarik pada saham pertumbuhan maupun saham bernilai, IUX siap menjadi mitra terpercaya Anda. Dengan platform profesional yang mudah digunakan, cepat, dan praktis, IUX membantu Anda mengikuti setiap pergerakan pasar tanpa ketinggalan.
Daftar dan mulai trading dengan IUX hari ini untuk membangun portofolio investasi Anda!

 


 

Jadi, Apakah P/E Tinggi Selalu Berarti Terlalu Mahal?

Jawabannya—kadang ya, tapi sering kali tidak.

Rasio P/E yang tinggi bisa menunjukkan bahwa saham terlalu mahal dalam situasi tertentu, tetapi itu bukan aturan yang berlaku secara umum. Investor sebaiknya melihat rasio P/E bersama dengan faktor lain, seperti pertumbuhan EPS, kondisi ekonomi secara keseluruhan, posisi kompetitif perusahaan, dan bagaimana saham tersebut dibandingkan dengan rekan-rekannya di sektor yang sama.

Contoh:

  • Banyak saham teknologi AS diperdagangkan dengan rasio P/E di atas 50 kali, namun investor tetap bersedia membayar mahal karena perusahaan-perusahaan tersebut terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat dan konsisten.

  • Sebaliknya, sektor seperti energi atau perbankan bisa memiliki rasio P/E di bawah 10 kali, tetapi mungkin kurang diminati karena prospek pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pasar secara umum.

Peringatan: Jangan Hanya Mengandalkan Rasio P/E

Investor sebaiknya tidak menilai valuasi saham hanya berdasarkan rasio P/E. Penting untuk mempertimbangkan faktor fundamental lainnya dan benar-benar memahami model bisnis serta dinamika industri perusahaan tersebut. Ingatlah, rasio P/E hanyalah alat awal yang mencerminkan sentimen pasar pada satu titik waktu tertentu—dan tidak mencerminkan keseluruhan cerita.

 

 

 

 

 

Catatan: Artikel ini hanya bertujuan untuk pendidikan awal dan tidak dimaksudkan sebagai panduan investasi. Investor sebaiknya melakukan penelitian lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi.